Di antara desah napas kota dan senyap malam yang terus menua, lahirlah cerita-cerita kecil tentang manusia—yang berjalan dengan luka, rindu, kehilangan, dan harapan yang tak selalu sampai. Buku ini adalah kumpulan prosa puitis dan cerita pendek yang mengajak kita menyelami ruang terdalam dari benak manusia: tempat dunia tidak pernah benar-benar berakhir.
Setiap bab adalah serpihan pengalaman—tentang seseorang yang menulis puisi untuk kekasih yang hilang, tentang seorang ayah yang terus berbicara dengan bayang anaknya, tentang perempuan yang mencari jawaban dalam suara-suara di kepalanya. Fragmen-fragmen ini terjalin dalam bahasa yang lirih, kadang getir, kadang indah, namun selalu jujur.
“Di Kepala Kita, Dunia Tak Pernah Selesai” bukan sekadar buku, tapi cermin—untuk memandang ulang diri sendiri dan memahami bahwa tak semua hal harus tuntas untuk bisa dimaknai. Bahwa dunia, kadang, lebih nyata justru saat kita membayangkannya.
Reviews
There are no reviews yet.